Pengalaman Belajar
Pada pembelajaran materi permainan bola kecil, siswa
kelas IV banyak mengalami kesulitan dalam pembelajaran permainan kasti,
utamanya dalam memukul bola. Sebagian besar siswa kurang puas dengan lemparan
bola dari temannya, sehingga dalam memainkan bola kasti jadi kurang semangat.
Salah satu siswa perempuan bernama Nindi mengajukan pertanyaan kepada guru
“Pak, apakah boleh dalam permainan kasti bola tidak dilemparkan oleh teman?”.
Sebagai guru tentu menjelaskan peraturan kasti yang benar, bahwa dalam
permainan ini bola harus dilemparkan oleh pelempar. Akan tetapi Nindi selalu
tidak bisa memukul bola, hal tersebut dikarenakan Nindi adalah siswa perempuan
yang bertubuh mungil, sehingga dalam mengayunkan alat pemukul kurang maksimal.
Dari pengalaman tersebut, setelah pembelajaran selesai
semua anak dikumpulkan dan diajak untuk berdiskusi memecahkan masalah sulitnya
memukul bola kasti dari pelempar. Kemudian saya meminta Nindi untuk maju
kedepan dan memperagakan memukul bola kasti, kali ini bola tidak dilempar oleh
teman dari arah yang berlawanan, tetapi saya sebagai pendidik menggunakan cara
lain yang lebih memudahkan siswa, yaitu dengan melambungkan dari bawah secara
pelan-pelan. Ternyata teknik seperti ini membuat Nindi dan beberapa teman lain
lebih mudah dalam memukul bola.
IDE PEMBUATAN
Ide pembuatan media pembelajaran ini didasarkan pada
pengalaman pembelajaran permainan bola kasti yang awalnya salah satu murid
sangat kesulitan dalam memukul bola kasti. Dari pengalaman tersebut murid
mengajukan pertanyaan, bola kasti yang dilempar apakah boleh bola tersebut
dilambungkan sendiri terus dipukul, karena merasa kesulitan apabila bola
arahnya dari pelempar. Setelah guru dan murid berdiskusi bagaimana mendapatkan
solusi untuk murid yang kesusahan memukul bola dari pelempar, akhirnya
menemukan cara bahwa bola dilempar dari bawah. Akan tetapi cara ini tidak
efektif, dan munculah ide pembuatan alat bantu pelontar bola kasti.
Media pembelajaran yang dikembangkan pada karya
inovasi adalah alat bantu sederhana yang mengacu pada kearifan lokal. Ide dasar
pengembangan media pembelajaran dengan lingkup karya kearifan lokal adalah
banyaknya warga sekitar sekolah yang berprofesi sebagai pengusaha mebel,
sehingga banyak sisa potongan bambu dan kayu yang dapat dipergunakan untuk
membuat alat Pelontar Bola Kasti (TARBOTI).
Dalam membuat rancangan alat pelontar bola kasti,
tidak langsung sekaligus jadi. Akan tetapi melalui beberapa tahap dalam penyempurnaan.
Karena alat tersebut banyak kekurangan dalam pembelajaran, akhirnya dilakukan
penyempurnaan supaya dalam pembelajaran memukul bola kasti anak tidak
kesulitan, mudah menggunakan, dan tidak mempersulit ketika ada anak yang
memukul kidal. Kurang lebih 2 minggu untuk mendapatkan ide bagaimana alat ini mudah
dalam pembuatan, mudah mencari bahan, mudah digunakan siswa, dan siswa akan
merasa senang dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada tahap penyempurnaan, rancangan karya media
pembelajaran Pelontar Bola Kasti (TARBOTI) yang diaplikasikan pada pembelajaran
permainan bola kasti tetap menggunakan bahan sekitar yang mudah didapat dan
ramah lingkungan. Bahan yang digunakan antara lain:
a.
Kayu
b.
Bambu
c.
Karet ban bekas
d.
Wadah bola tenis bekas
e.
Sisa potongan besi
f.
Besi penyangga
g.
Per
h.
baut
Pada rancangan inovasi pembelajaran TARBOTI menggunakan
bahan dengan kearifan lokal. Semua bahan yang digunakan mudah ditemukan
disekitar kita dan aman. Kayu pijakan pelontar yang sekali dipijak akan
menghasilkan lontaran bola kasti yang tinggi dan jarak lontaran sudah
disesuikan dengan peserta didik sehingga alat ini mudah digunakan untuk pembelajaran
memukul bola kasti. Penggunaan media pembelajaran ini memungkinkan peserta
didik belajar melalui aktivitas pengulangan gerak dengan intensitas sesering
mungkin sehingga akan menghasilkan pola gerak dasar yang terotomatisasi.
Keunikan karya inovasi pembelajaran Tarboti terletak
pada alat yang sekali dipijak langsung melontarkan bola sehingga anak akan
mendapatkan pengalaman belajar baru, yaitu tanpa harus menunggu dari pelempar.
Selain hal tersebut peserta didik dapat melakukan pembelajaran secara mandiri
dan sesering mungkin, hal ini menjadikan pola gerak dasar yang terbentuk akan
semakin baik karena otomatisasi gerak yang semakin sempurna.
Fungsi dan penggunaan karya inovasi ini adalah untuk
mengganti pelempar dalam permainan bola kasti dalam pembelajaran. Pelempar yang
dalam melambungkan bola tidak selalu tepat pada pemukul akan memberikan
pengalaman belajar yang kurang menyenangkan. Dengan alat pelontar ini anak akan
semakin senang dan termotivasi untuk selalu meningkatkan proses belajar memukul
bola kasti.
PROSES
PEMBUATAN
Pemilihan bahan pada proses pembuatan menggunakan
bahan yang mudah didapatkan disekitar lingkungan sekolah. Proses pertama
memilih bambu apus yang sudah tua dan kering, pemilihan bambu apus adalah kuat
dan tahan terhadap segala cuaca. Setelah mendapat bambu yang diinginkan
selanjutnya dipotong sesuai dengan tinggi 19 cm. Selanjutnya memotong kayu sebagai pelontar
ukuran 1 x 2cm panjangnya 31cm. Kayu sebagai tempat penyangga ukuran 4 x 6cm
panjang 31cm, dudukan penyangga dibuat segi empat dengan masing-masing sisi panjang
30cm dan lebar 17cm. Bahan untuk pegas pelontar menggunakan karet ban bekas
yang dipotong dengan lebar 3 cm dengan panjang 75 cm. Untuk pendorong kunci
menggunakan kayu dengan ukuran 0,5 x 1cm yang dipasang pada sisi samping kanan
kiri tiang penyangga dengan panjang 40cm. Besi untuk pengunci dari besi bekas
sisa bangunan sekolah yang dibentuk segitiga.
Untuk bahan yang dibeli adalah besi penyangga berbentuk L
sebanyak dua buah untuk menyangga bambu pada kayu dudukan, dua buah per kecil
yang berfungsi memposisikan kayu pendorong kunci dapat maju mundur otomatis,
paku untuk menggabungkan dudukan segiempat, baut untuk mengunci besi L
penyangga bambu dan kayu, roda rel pintu geser sebagai tempat senar untuk menarik
kayu pengunci. Bambu penyangga dilubangi pada dua sisi untuk tempat kayu pelontar. Kayu
pelontar pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat baut agar tidak lepas.
Bambu penyangga dikaitkan dengan besi L dengan kayu dudukan. Tempat bola dari
wadah bekas bola tenis dipotong setinggi bola tenis atau 8cm dipasang pada
ujung depan kayu pelontar. Ujung kayu pelontar dilubangi untuk memasang kunci
pelontar yang dibentuk segitiga. Pada pangkal kayu pelontar dipasang karet ban
bekas sebagai pegas pelontar bola. Pembuka kunci adalah kayu pada sisi samping
kanan dan kiri bambu penyangga yang ujung depan diberi kayu pendorong kunci
yang fungsinya adalah melepaskan besi pengait. Pada ujung belakang kayu pembuka
kunci diberi kayu membujur sebagai penarik kayu yang dihubungkan dengan
pijakan. Pijakan ini dihubungkan dengan tali dari senar raket tenis bekas yang
apabila diinjak akan mengerakkan kayu pembuka kunci kedepan, sehingga ujung
kayu pembuka kunci mendorong besi pengait yang nantinya terlepas dan bola akan
terlontar.
Uji
coba alat pelontar untuk mengukur seberapa efekif alat ini digunakan dalam
pembelajaran. Uji coba dimulai dari siswa memasang bola pada alat, hal ini
diperlukan untuk mengukur berapa lama waktu yang digunakan siswa mulai dari
berdiri dibelakang alat sampai bola terpasang. Setelah memasang bola menguji ketinggian
dan jauhnya jangkauan bola. Dalam pengujian Tarboti dengan obyek siswa kelas 4
SDN 3 Ketos Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri, siswa satu per satu
diambil catatan waktunya dalam memasang bola, apakah dalam memasang bola siswa
merasa kesulitan atau tidak. Setelah dicatat waktu rata-rata dalam memasang
bola adalah 4,61 detik. Untuk ketinggian bola diambil dari rata-rata tinggi
bahu seluruh siswa. Sedangkan jauhnya jangkauan pukulan diambil dari rata-rata
panjang lengan ditambah alat pemukul. Rata-rata ketinggian bola adalah 138 cm
dan rata-rata jauhnya jangkauan pukulan adalah 113 cm.
Posting Komentar